Seorang teman memberikan pertanyaan terbuka di twitter, bagaimana membedakan pantang menyerah dan goblok. Saya bisa paham maksudnya, yaitu kapankah mencoba berulang-ulang dapat dikatakan pantang menyerah (positif) ataukah bodoh (negatif).
Dalam pemahaman saya, sepintas kedua hal ini berbeda. Tidak bisa dibandingkan langsung karena keduanya bukan seperti pintar atau bodoh, cepat atau lambat. Jika pintar — bodoh, cepat — lambat adalah satu spektrum, maka pantang menyerah dan goblok/bodoh, tidak dalam spektrum yang sama.
Pantang menyerah “cuma bisa” dibandingkan dengan cepat menyerah. Membedakan kedua hal ini tidaklah rumit. Paling mudah, jika kita bisa membuat kuantifikasi atas kedua hal tersebut, kecuali pantang menyerah yang artinya unlimited. Sementara cepat menyerah, jika kita mau, tentukan saja misalnya jika 3x mencoba dan gagal, itu artinya cepat menyerah.
Nah, diluar konteks bahasa, saya yakin maksud dari teman ini adalah kapan titik dimana kita harus berhenti melakukan hal yg sama, berganti ke hal baru. Tentu saja tidak ada patokan untuk ini. Tidak ada kuantifikasinya. Tetapi yang menarik dari soal menyerah atau tidak adalah mencoba. Jika yang kita pertanyakan adalah dia cepat menyerah atau pantang menyerah, maka ini sebenarnya jauh lebih baik, dari pada mereka yang tidak mencoba. Inilah goblok itu.