Common Sense, Nonsense, and Everything in Between

Sandi Morse di Perusahaan

Ada satu artikel di Harvard Business Review yang ditulis Chip Heath yang saya suka. Dalam artikel tersebut, ia menceritakan penelitian Elizabeth Newton tentang kutukan pengetahuan. Studi yang dilakukan Newton cukup sederhana. Ia meminta 2 orang dimana mereka memilih salah satu dari dua peran: “Pendengar” dan “Pengetuk”.

Setiap pengetuk diminta untuk memilih dengan baik lagu populer, seperti “Happy Birthday to You”, dan kemudian mengetuk meja sesuai irama lagu tersebut. Pekerjaan pendengar adalah menebak lagu yang diketuk tersebut. Selama studi ini, 120 lagu diketuk. Pendengar hanya bisa menduga tiga lagu dengan benar, artinya rasio keberhasilan hanya 2,5%.

Tapi menariknya, sebelum mereka menebak, Newton meminta Pengetuk untuk memprediksi kemungkinan bahwa pendengar akan menebak dengan benar. Pengetuk memperkirakan 50% akan benar. Jauh sekali bukan? Fakta menunjukkan hanya 2.5% jawaban benar, sementara Pengetuk memperkirakan Pendengar akan 50% benar! Mengapa?

Ketika Pengetuk mengetuk meja sesuai irama di kepala mereka, tidak mungkin baginya untuk menghindari mendengar lagu di kepalanya. Sementara itu, semua Pendengar hanya bisa mendengar adalah semacam kode Morse aneh. Ini kerap terjadi bukan? Seorang Direktur atau Manajer menyampaikan satu langkah penting. Direktur atau Manajer tersebut, seperti kita, yakin bahwa si Pendengar bisa mengerti maksudnya. Faktanya?
Inilah kutukan pengetahuan tersebut, kita selaku penyampai pesan memiliki pengetahuan di kepala kita yang kemudian mengakibatkan kita terlalu yakin bahwa orang yang menerima pesan juga memiliki pengetahuan tersebut.

Belum lagi, menurut Heath, ketika perusahaan dan manajemen mulai menggunakan kata-kata ajaib seperti “Menjadi Perusahaan Kelas Dunia”, “Menjadi Perusahaan Lean”, dst, terminologi ini sama seperti ketukan tadi, yaitu hanyalah sandi morse yang aneh.

Apa yang harus kita lakukan? Mulailah dengan menggunakan bahasa yang bisa dimengerti penerima pesan, dan mulailah memahami bahwa Anda mungkin terkena kutukan pengetetahuan ini.

Common Sense, Nonsense, and Everything in Between