Category: No Kidding

  • “…Being an Atheist is Alright…”

    Seorang teman tweet link ini kemarin. Tulisan pendek tersebut singkat (namanya aja ‘pendek’) namun penuh makna. Sisi universalisme yang disampaikan Paus Fransiskus menurut saya sangat tepat. Sudah sering kita dengar si A merasa benar dan otomatis jika A benar maka B salah. Sesesorang bisa memuja agamanya berlebihan dan kemudian menyatakan agama lain salah. Bahkan sampai bisa berbuat berlebihan hanya untuk melawan mereka yang tidak seagama dan tidak sepandangan. Padahal masing-masing belum tentu benar.

    Saya tidak sanggup membaca buku Ajahn Brahm yang berat, tapi kalau dari buku ‘Si Cacing dan Kotorannya’ yang ringan, kurang lebih makna universal yang sama juga ada. Tidak mengikuti Buddha dalam konteks menjadi seorang Buddist sama tidak salahnya dengan tidak mengikuti Yesus dalam konteks menjadi seorang Katolik.

    Ini penggalan yang saya kutip dari artikel di The Independent.

    He told the story of a Catholic who asked a priest if even atheists could be redeemed by Jesus.

    “Even them, everyone,” the pope answered, according to Vatican Radio. “We all have the duty to do good,” he said.

    “Just do good and we’ll find a meeting point,” the pope said in a hypothetical conversation in which someone told a priest: “But I don’t believe. I’m an atheist.”

    Saya juga suka dengan pemilihan metafora ‘meeting point’ yang disampaikan Paus. Intinya, we all have the duty to do good. Have a blessed weekend!

  • Tidak Ada Kebaikan yang Terlalu Kecil

    Seekor singa terbangun dari tidur oleh tikus kecil yang berjalan di atas wajahnya. Bangkit dengan marah, si singa menangkapnya dan hendak membunuh dia, ketika tikus ini memelas memohon, mengatakan: “Jika Anda membiarkanku hidup, aku akan pastikan untuk membalas kebaikan Anda.”

    Singa tertawa dan membiarkan tikus kecil ini pergi. Bagaimana mungkin tikus bisa membantu singa, pikirnya sambil tertawa.

    Tak lama setelah itu, si singa tertangkap oleh beberapa pemburu yang membelenggunya dengan tali yang kuat ke tanah. Tikus ini mendengar aumannya, datang dan menggerogoti tali dengan giginya dan membebaskannya, berseru:

    “Kamu tertawa saat saya mengatakan saya akan membalas kebaikan kamu, kini kamu tahu bahwa adalah mungkin bagi seekor tikus untuk membantu seekor singa.”

    Tidak ada kebaikan yang terlalu kecil. Apapun hal baik yang dilakukan, semuanya akan ada balasannya.

    Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Selamat menikmati masa berkumpul dengan keluarga.

    **Tulisan telah dijadikan newsletter SSCX. Disadur dari fabel Aesop.

  • Cara Order Unik ala D’Cost VIP

    Cara order D’Cost ini rada nyeleneh tapi pintar! Self service dgn cara yang berbeda dan unik. Mereka menyediakan gambar dan visualisasi dari menu mereka dan kemudian memajang masing masing menu dengan kartu.

    20130718-172903.jpg

    Kemudian, pelanggan tinggal melihat mana yang disuka, mengambil kartunya, dan kemudian menyerahkan kepada waiter. Simple!

    Ada syaratnya agar sistem ini bisa berjalan, diantaranya simplifikasi. Sulit membayangkan pelanggan harus melihat 100+ menu. Apalagi jika ada variasi.

    Benefitnya jelas banyak, kesalahan order bisa turun. Waktu yang dipakai untuk verifikasi order juga otomatis hilang. Masuk ke area produksi alias dapur cukup dengan menyerahkan tumpukan kartu lengkap dengan barcode! Jelas sistem yang simple. 🙂

  • Value Dari Ayam Kurus

    Kemarin ada yang bercerita. 
    Seorang Ibu ke pasar, ingin membeli ayam. Kata penjual, harganya 45,000 seekor. Ibu ini kaget bukan kepalang, BBM belum naik tapi harga ayam ternyata sudah naik.
    Ibupun protes “Masa’ ayam sekurus ini harganya sampai 45,000!”.

    Si penjual cuma menjawab santai “Lah, itu kemoceng yang cuma tinggal bulu saja harganya 30,000!”.
    Hahaha!, si Ibu tertawa bingung.

    Value ayam bagi si Ibu adalah dagingnya. Walaupun bulu ayam juga dapat digunakan. Tetapi pada saat itu, tidaklah menambah nilai bagi Ibu tersebut. Ibu ini tahu persis tidak ada yang namanya Bulu Ayam Goreng Mentega atau Bakmi Bulu Ayam. 

    Tapi, bagi orang lain, value seekor ayam bisa berbeda!

    Nah, mari berpikir dari sudut pandang pelanggan Anda, sudahkah Anda mengetahui secara persis value proses dan produk Anda bagi pelanggan Anda? Sudahkah Anda melakukan segmentasi yang tepat siapa saja pelanggan Anda yang harus dipenuhi value-nya secara maksimal?