Category: Life

  • Mencari Alasan

    Berolahraga secara teratur berpengaruh positif pada daya tahan tubuh. Makanan sehat dengan sedikit gorengan, dan lebih banyak sayuran hijau akan membuat tubuh makin sehat dan segar. Istirahat yang cukup sangat bermanfaat bagi kita. Apakah Anda sudah tahu tentang ini semua? Saya yakin sudah. Dokter, keluarga, dan teman pernah atau sering mengingatkan hal ini, tetapi, berapa banyak dari kita yang benar-benar menjalankannya? Padahal, Ini menyangkut hidup kita yang satu-satunya. Dalam jumlah sampel yang lebih luas, ternyata banyak orang yang juga mengetahuinya tetapi tidak menjalankannya. Seperti kata Stephen Covey, “common sense is not always common pratice”.

    Lantas, bagaimana dalam konteks organisasi? Dari rekan, buku, dan berbagai sumber kita belajar kisah sukses perusahaan yang berhasil dan praktik-praktik yang baik. Tetapi, apakah kita benar-benar menjalankannya? Akan selalu ada alasan untuk tidak memulai melakukan sesuatu secara benar. Saya pernah mendengar kalimat “Saat kita benar-benar mencari peluang, maka kita akan melihatnya dan menemukannya dalam banyak hal. Hal yang sama juga berlaku saat kita benar-benar mencari hambatan/alasan”, ini sangat relevan dengan situasi di banyak organisasi.

    Seorang praktisi Lean Healthcare, Mark Graban, menceritakan bagaimana awalnya General Motor merasa bahwa Lean (baca: Toyota Production System) tidak cocok diterapkan di General Motor karena perbedaan produk. “We’re different, machining engine blocks is different than snapping together cars”. Saat ini mereka salah satu yang paling sukses mengimplementasikan Lean.

    Bahkan, “We’re not Japanese” adalah kalimat-kalimat umum yang dipakai pabrik-pabrik di Amerika sampai Toyota membuktikan Toyota Production System sukses berjalan di dua pabrik Toyota yaitu NUMMI di California dan TMMK di Georgetown Kentucky.

    Saya tidak sedang menyarankan anda untuk menjalankan Lean Manufacturing, Six Sigma, Total Productive Maintenance, atau Process Improvement. Saya mengajak untuk berpikir sejenak, apakah selama ini kita mencoba mencari peluang ataukah mencari hambatan/alasan, apapun itu kita akan menemukannya. Anda yang paling tahu mana yang terbaik untuk Anda dan perusahaan. Take action. Quick. Your competitors just took it.

  • Untungnya Dia, Malangnya Saya

    Sekarang ini lagi suka baca cerita-ceritanya Ajahn Brahm. Yeah right, you’re now religious! :p Haha, can’t say yes or no, but kinda like the short stories. Meaningful.

    Kali ini, Ajahn Brahm cerita, waktu dia masih jadi biksu muda, dia suka iri karena biksu senior selalu mendapat makanan yang enak, tidak perlu kerja berat, dan duduk di kursi yang empuk. Sementara, biksu muda tersiksa dengan makanan yang tidak mengundang selera, kerja berat, dan duduk di lantai yang keras. Untungnya mereka, malangnya aku, kata Brahm.

    Seiring berlalunya waktu, dia kemudian menjadi biksu senior, ternyata biksu senior begitu tidak punya waktu, karena harus mendengarkan keluhan-keluhan umat, harus melakukan pekerjaan administrasi dan tanggung jawabnya juga tinggi sekali. Beda dengan biksu muda yang tidak punya tanggung jawab dan punya banyak waktu. Kata Ajahn Brahm: untungnya mereka, malangnya aku.

    Kemudian ada beberapa kalimat penutup tambahan, tapi point pentingnya adalah we will never be happy kalau cuma mikirin enaknya posisi atau kehidupan orang lain. Karena sesungguhnya yang berbeda hanyalah bentuk dari kebahagiaan atau bentuk dari derita yang ada di tiap peran.

    Untungnya aku, malangnya mereka. That’s it.

  • Tentang Hampir

    Juni memang bulan yang selalu jadi perhatian saya. Ini adalah titik dimana kita sudah menghabiskan 50% dari tahun tersebut. Biasanya setiap Juni, saya “mulai” melihat progress dari perusahaan, karena ini titik paling gampang, di bisnis yang tidak terkait season, seharusnya bisnis kita sudah melangkah sejauh 50% dari target.

    Nah, untuk perusahaan ini, kali ini nilai tersebut memang belum tercapai, tetapi HAMPIR. Ya ya, hampir is never good enough. Tapi HAMPIR juga pertanda we are setting a good and well forecasted target 🙂 bisa kan?

  • Akhir Pekan dan Pasar

    Sedang mengikuti twit Gunawan Muhammad tentang “pekan”. Menurutnya, kata pekan dalam “akhir pekan” lebih tepat menggambarkan durasi, compared to “1 minggu” yang sebenernya bermakna sama, tetapi kata yang dipakai agak beda. Minggu bisa berarti nama hari.

    Intinya, week vs Sunday is pekan vs Minggu. Satu minggu lebih tepat satu pekan.

    Kemudian, disinggung juga bahwa “pekan” juga berarti “pasar. Nah, bicara soal pasar, saya jadi ingat Pekanbaru. Bisa dikatakan Pekanbaru ini asal katanya adalah Pasar Baru. “Feeling” dan “dugaan” saya, dulu di dekat-dekat sana ada sebuah pasar yang baru berkembang, mungkin waktu itu ada perdagangan di pinggiran sungai Siak. Bisa saja Pasar Bawah itulah yang dimaksud sebagai area dagang baru yang ramai.

    Mungkin 😀

    Kemudian, gara-gara mikir tentang pasar, saya jadi ingat salah satu kelas bahasa inggris yg pernah saya ikuti pas SMA. (Paling malas yg namanya les, kayanya ngga ada satu les pun yang saya bisa tahan lebih dari 5 kelas).

    Nah, di salah satu kelas tersebut, pada saat kelas pertama, kami diminta mengenalkan diri dalam bahasa inggris (maklum, ini kelas intermediate). 😀

    Ada 1 cewe, mid 20’s probably 25-27. Dia mengenalkan nama dan kemudian mengatakan “I work under market.”. Hmmm.. Kami semua heran, is she an intel agent, or an undercover economist, or hmmm?

    Guru penasaran: “pardon me, under market?”

    Murid: “Yes, I work under market.”

    Guru: “What is that and where is the office?”

    Murid: “Pasar Bawah, Sir.”

    Semuanya melongo.

  • Bandung Again

    Am in Bandung again, kinda in love with this town. I love the weather, 22 to 26 range is totally fit my body. Compared to Jakarta’s 26-32 degree.

    Temperature aside, I like the way the town is not too crowded. Yes, during weekend it could turns to hell for drivers, but to roam the town in weekdays is a priviledge one can not enjoy in Jakarta.

    I am now using shuttle bus to travel to and from Jakarta, so far have no complaint. 3 hours by car is totally acceptable. It is just one additional hour to my regular office-home distance!