Common Sense, Nonsense, and Everything in Between

So Obvious! Cerita tentang Telur Columbus

Dalam banyak sesi diskusi dengan klien, kami sering menunjukkan peluang perbaikan (opportunities for improvement) dan kadang bagaimana cara menyelesaikan sebuah masalah. Menariknya, saat kami menyampaikan apa yang perlu dan bisa dilakukan banyak yang mengatakan “Kalau cuma ini, kami juga bisa”.

Dalam banyak sesi sebenarnya kalimat yang ingin disampaikan klien adalah “Kalau cuma ini, kami juga bisa. This is obvious. Saya tidak butuh orang lain untuk membantu saya menyelesaikan masalah ini kalau solusinya cuma segini”.

Saat salah satu klien SSCX mengganti pola shift kerja operator dan menghemat banyak uang, sebagian eksekutif mengatakan bahwa “ya, ini common sense, ini sesuatu yang sangat jelas, dari awal kita aware bahwa kita harus menggantinya”. Tetapi hal ini tidak terjadi sampai kami membantu mereka dan memastikan mereka menggantinya.

Saat kami mengganti kantong belanja di sebuah perusahaan ritel dengan spesifikasi yang lebih rendah (dan biaya yang lebih rendah) tetapi masih dapat diisi dengan beban barang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, eksekutif perusahaan mengatakan bahwa “Ya, ini sesuatu yang sangat jelas dan kami sudah tahu dari dulu, ini hanya tinggal menunggu waktu untuk dijalankan”.

Di sektor manapun, hal yang sama terjadi, saat kami menjalankan perubahan pada cara setup sebuah mesin produksi, waktu setup turun dari 3 jam menjadi 25 menit, lagi-lagi ada direktur yang merasa bahwa ini sesuatu yang mudah dan mereka cuma heran kenapa orang di Produksi tidak melakukan ini lebih awal.

Di awal-awal keterlibatan saya di bidang ini, saya masih muda dan tidak begitu paham kenapa ini terjadi. Pertanyaan saya, sebagian terlontar saat sesi memanas dan sebagian lagi saya sampaikan dalam hati: “Jika anda sudah tahu, dan jika ini gampang, mengapa anda tidak melakukannya sebelum kami ke sini?”

Saat saya menceritakan hal ini kepada seorang rekan yang lebih senior di SSCX, ia tertawa dan menceritakan cerita ttg telur. Begini ceritanya.

Columbus sedang makan dengan beberapa bangsawan Spanyol setelah ia menemukan benua Amerika, kemudian salah satu dari mereka berkata: “Sir Christopher, bahkan jika Anda tidak menemukan benua itu, benua itu tetap akan segera ditemukan. Negeri ini berlimpah dengan orang yang sangat ahli dalam kosmografi dan sastra, salah satu dari mereka akan memulai petualangan yang sama dengan hasil yang sama.”

Columbus tidak menanggapi kata-kata tetapi malah meminta telur utuh untuk dibawa kepadanya. Dia meletakkannya di atas meja dan berkata: “Tuan, saya bertaruh dengan salah satu dari Anda bahwa Anda tidak dapat membuat telur ini berdiri pada ujungnya seperti aku akan melakukannya tanpa bantuan apapun atau bantuan”.

Mereka semua kemudian mencoba tetapi tidak berhasil dan ketika telur kembali ke Columbus, ia mengetuk telur dengan lembut di meja dan memecahkan telur ini sedikit, dengan ini telur berdiri di ujungnya. Semua yang hadir bingung dan kemudian mengerti apa maksudnya: bahwa setelah sesuatu telah dilakukan, semua orang akan tahu bagaimana melakukannya.

Mungkin Anda masih ingat “insiden” logo Pertamina. Pertamina membayar mahal ke sebuah perusahaan branding untuk sebuah identitas baru. Saat semua orang melihat logo baru Pertamina, semua mencibir “Masa’ untuk logo seperti ini saja sekian M?!”. Sekali lagi, segala sesuatunya terlihat mudah dan dapat dilakukan saat seseorang telah melakukannya dan menunjukkannya pada Anda.

Common Sense, Nonsense, and Everything in Between