Common Sense, Nonsense, and Everything in Between

“…Being an Atheist is Alright…”

Seorang teman tweet link ini kemarin. Tulisan pendek tersebut singkat (namanya aja ‘pendek’) namun penuh makna. Sisi universalisme yang disampaikan Paus Fransiskus menurut saya sangat tepat. Sudah sering kita dengar si A merasa benar dan otomatis jika A benar maka B salah. Sesesorang bisa memuja agamanya berlebihan dan kemudian menyatakan agama lain salah. Bahkan sampai bisa berbuat berlebihan hanya untuk melawan mereka yang tidak seagama dan tidak sepandangan. Padahal masing-masing belum tentu benar.

Saya tidak sanggup membaca buku Ajahn Brahm yang berat, tapi kalau dari buku ‘Si Cacing dan Kotorannya’ yang ringan, kurang lebih makna universal yang sama juga ada. Tidak mengikuti Buddha dalam konteks menjadi seorang Buddist sama tidak salahnya dengan tidak mengikuti Yesus dalam konteks menjadi seorang Katolik.

Ini penggalan yang saya kutip dari artikel di The Independent.

He told the story of a Catholic who asked a priest if even atheists could be redeemed by Jesus.

“Even them, everyone,” the pope answered, according to Vatican Radio. “We all have the duty to do good,” he said.

“Just do good and we’ll find a meeting point,” the pope said in a hypothetical conversation in which someone told a priest: “But I don’t believe. I’m an atheist.”

Saya juga suka dengan pemilihan metafora ‘meeting point’ yang disampaikan Paus. Intinya, we all have the duty to do good. Have a blessed weekend!

Common Sense, Nonsense, and Everything in Between